Awal mula (1902—1945)[sunting]
Foto bersejarah Real Madrid pada musim 1905—1906.
Awal mula Real Madrid dimulai saat sepak bola diperkenalkan ke Madrid oleh para akademisi dan mahasiswa dari
Institución libre de enseñanza yang di dalamnya termasuk beberapa lulusan dari
Universitas Oxford dan
Universitas Cambridge. Mereka mendirikan
Football Club Sky pada 1897 yang kemudian kerap bermain sepak bola secara rutin pada hari Minggu pagi di Moncloa. Klub ini kemudian terpecah menjadi dua pada tahun 1900, yaitu:
New Foot-Ball de Madrid dan
Club Español de Madrid.
[6] Klub terakhir terpecah lagi pada tahun 1902 yang kemudian menghasilkan pembentukan
Madrid Football Club pada tanggal 6 Maret 1902.
[2] Tiga tahun setelah berdirinya, pada tahun 1905, Madrid FC merebut gelar pertama setelah mengalahkan
Athletic Bilbao pada final
Copa del Rey. Klub ini menjadi salah satu anggota pendiri dari
Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol pada 4 Januari 1909 ketika presiden klub
Adolfo Meléndez menandatangani perjanjian dasar pendirian Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol. Dengan beberapa alasan, klub ini kemudian pindah ke
Campo de O'Donnell pada tahun 1912.
[7] Pada tahun 1920, nama klub diubah menjadi Real Madrid setelah
Alfonso XIII dari Spanyol memperbolehkan klub menggunakan kata
Real—yang berarti kerajaan—kepada klub ini.
[8]
Pada tahun 1929,
Liga Spanyol didirikan. Real Madrid memimpin musim pertama liga sampai pertandingan terakhir, namun saat itu secara mengejutkan mereka kalah oleh
Athletic Bilbao yang menyebabkan gelar yang sudah hampir pasti diraih, direbut oleh Barcelona.
[9] Real Madrid akhirnya berhasil memenangkan gelar La Liga pertama mereka pada musim 1931—32. Real kemudian berhasil mempertahankan gelarnya pada tahun selanjutnya dan sukses menjadi klub Spanyol pertama yang menjuarai La Liga dua kali berturut-turut.
[10]
Era Santiago Bernabeu dan kesuksesan di Eropa (1945—1978)[sunting]
Alfredo Di Stéfano, memimpin klub untuk memenangkan lima Piala Eropa berturut-turut (saat ini, Liga Champions)
Pada tahun 1955, berdasar dari ide yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari
L'Equipe,
Gabriel Hanot,
Bernabéu, Bedrignan, dan
Gusztáv Sebes menciptakan sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan mengundang klub-klub terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini kemudian menjadi dasar dari
Liga Champions UEFA yang berlangsung saat ini.
[14] Di bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di Eropa. Real Madrid memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun 1956 dan 1960, di antaranya kemenangan 7–3 atas klub
Jerman,
Eintracht Frankfurt pada tahun 1960.
[13] Setelah kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli turnamen dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan UEFA.
[15] Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun 1966 setelah mengalahkan
FK Partizan 2–1 pada pertandingan final dengan komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan Eropa.
[16] Tim ini kemudian dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama "Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu
The Beatles berjudul
"She Loves You" setelah empat anggota tim berpose untuk harian
Diario Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye" juga berhasil menjadi juara kedua
Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.
[16]
Pada
1970-an, Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali juara Piala Spanyol.
[17] Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners UEFA pertamanya pada tahun
1971 dan kalah dengan skor 1–2 dari klub Inggris,
Chelsea.
[18] Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika
Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di
Argentina.
FIFA kemudian menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama turnamen berlangsung.
[19] Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan
Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk penghormatan pada mantan presidennya tersebut.
Naik turun, generasi Quinta del Buitre, dan Piala Eropa ketujuh (1980—2000)[sunting]
Pada awal
1980-an, Real Madrid seperti kehilangan cengkeramannya di La Liga dan mereka membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa kembali lagi menuju ke atas melalui bantuan beberapa bintang baru. Keberhasilan para bintang baru tersebut kemudian disebut oleh jurnalis olahraga Spanyol sebagai era generasi
La Quinta del Buitre ("Lima Burung Nazar"), yang berasal dari nama
el buitre ("
burung nazar"), julukan yang diberikan kepada salah satu pemain Madrid saat itu,
Emilio Butragueño. Anggota lainnya adalah
Manuel Sanchís,
Rafael Martín Vázquez,
Miguel Pardeza, dan
Míchel. Dengan
La Quinta del Buitre (kemudian berkurang menjadi empat anggota ketika Miguel Pardeza meninggalkan klub dan pindah ke
Real Zaragoza pada 1986) dan pemain terkenal seperti
penjaga gawang Francisco Buyo,
bek kanan Miguel Porlán Chendo, dan
penyerang Meksiko Hugo Sanchez, Real Madrid berhasil bangkit dan memiliki kekuatan terbaik di daratan Spanyol dan Eropa pada paruh kedua tahun 1980-an. Hasilnya juga cukup signifikan: mereka berhasil memenangkan dua
Piala UEFA, lima gelar
Liga Spanyol berturut-turut, satu
Piala Spanyol, dan tiga
Piala Super Spanyol. Pada awal 1990-an,
La Quinta del Buitre resmi berpisah setelah Rafael Martín Vázquez, Emilio Butragueno, dan Míchel meninggalkan klub.
Era Los Galácticos (2000—2006)[sunting]
Para pemain Real Madrid pada tahun 2007.
Beckham dan Zidane dianggap "Galácticos".
Beberapa bulan usai meraih gelar Eropa kedelapannya, Real Madrid memilih presiden yang baru pada Juli 2000 dan yang terpilih adalah
pengusaha Spanyol,
Florentino Pérez.
[20] Dalam kampanyenya ia berjanji untuk menghapus utang klub dan memodernisasi fasilitas klub. Namun janji utamanya yang mendorong Pérez kepada kemenangan saat pemilihan adalah pembelian
Luís Figo dari seteru abadi Madrid, yaitu Barcelona.
[21] Tahun berikutnya, klub membangun kamp pelatihan yang baru dan menggunakan uang yang mereka dapat dari tahun sebelumnya untuk memulai perekrutan pemain bintang—yang oleh jurnalis Spanyol disebut sebagai "Los Galácticos"—dengan mengontrak pemain-pemain seperti
Zinédine Zidane,
Ronaldo,
Luís Figo,
Roberto Carlos,
Raúl González, dan
David Beckham. Sempat menjadi perdebatan ketika pemain-pemain yang dibeli oleh Perez gagal menunjang prestasi klub, namun berhasil tertutupi oleh gelar Liga Champions kesembilan Madrid pada tahun 2002 yang disusul gelar
Piala Interkontinental pada tahun yang sama dan diakhiri gelar
La Liga pada tahun 2003. Namun sejak 2003 sampai 2006, sekalipun diisi barisan pemain bintang, klub gagal meraih satupun piala.
[22]
Presiden baru Ramón Calderón (2006–2009)[sunting]
Ramón Calderón kemudian terpilih sebagai presiden klub pada 2 Juli 2006 dan kemudian ia mengangkat
Fabio Capello sebagai pelatih baru dan
Predrag Mijatović sebagai direktur sepak bola yang baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 2007 untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Tetapi hanya beberapa saat usai memenangi gelar tersebut, Capello langsung dipecat.
[23] Pada musim 2007—2008, Real Madrid memenangkan liga domestik ke-31 kalinya di bawah asuhan pelatih
Jerman,
Bernd Schuster.
[24]
Kedua Syarat Pérez dan era Mourinho (2009–2013)[sunting]
Cristiano Ronaldo, pemain pertama yang mencetak gol melawan setiap tim dalam satu musim di La Liga.
Era Ancelotti (2013–sekarang)[sunting]
Setelah mengecewakan menelan kekalahan oleh
Atletico Madrid di Final
Copa del Rey 2013, Florentino Perez mengumumkan kepergian Mourinho di akhir musim dengan "kesepakatan bersama".
[29] Mourinho dianggap musim 2012-13 sebagai "yang terburuk dalam karir saya",
[30] di mana tim selesai, semifinal di Liga Champions, dan runner up di Copa del Rey. Mourinho kembali ke
Liga Inggris dengan
Chelsea, sebuah tim yang membawa Mourinho berhasil dari 2004 sampai 2007
Pada 25 Juni 2013,
Carlo Ancelotti menjadi manajer Real Madrid, berhasil menggantikan Mourinho, dengan menandatangani kontrak tiga tahun.
[31][32] Sehari kemudian, ia diperkenalkan pada konferensi pers pertamanya untuk Madrid di mana ia mengumumkan bahwa
Zinedine Zidane dan Paul Clement, keduanya akan menjadi asistennya.
[33] Pada 1 September 2013, transfer lama ditunggu-tunggu dari
Gareth Bale diumumkan. Pemain Wales itu dilaporkan baru penandatanganan rekor dunia, dengan harga pengalihan diperkirakan sekitar €100 juta.
[34]
Lambang dan kostum[sunting]
Lambang Real Madrid dari masa ke masa.
Lambang klub pertama Real Madrid adalah desain sederhana dengan sebuah jalinan dekoratif dan tiga huruf kapital yang dituliskan sebagai "MCF" yang merupakan singkatan dari Madrid Club de Futbol yang dibalut warna biru gelap dalam kostum warna putih. Perubahan pertama lambang klub terjadi pada tahun 1908, ketika mereka mengadopsi bentuk yang lebih ramping dan penempatan huruf inisial klub di dalam lingkaran.
[35] Perubahan berikutnya dari logo kemudian tidak terjadi sampai
Pedro Parages menjadi presiden klub pada tahun 1920. Pada saat itu,
Raja Alfonso XIII memberikan nama tambahan bagi Madrid, yaitu "Real" yang diterjemahkan secara bebas sebagai "Kerajaan" yang kemudian membuat klub dikenal dengan nama "Real Madrid".
[36] Sebagai perubahannya, mahkota simbol kerajaan dari Alfonso ditambahkan ke bagian atas logo dan kemudian menjadi gaya tersendiri dari klub Real Madrid Club de Futbol.
[35] Seiring pembubaran monarki pada tahun 1931, semua simbol-simbol kerajaan (mahkota di bagian atas logo dan kata-kata Real) dihilangkan. Mahkota kemudian digantikan oleh strip murbei gelap yang mencirikan Region Castile.
[10] Pada tahun 1941—dua tahun setelah berakhirnya
Perang Saudara Spanyol—simbol dan tulisan "Corona Real" atau "Royal Crown" yang sempat dihilangkan, dipulihkan dan dipadukan dengan garis murbei Castile.
[12] Selain itu di bagian atas logo juga dibuat penuh warna, dengan warna emas yang paling signifikan, dan klub ini kembali disebut Real Madrid Club de Futbol.
[35] Modifikasi terbaru di bagian atas logo terjadi pada tahun 2001 ketika klub ingin lebih menonjolan citra untuk
abad ke-21 dengan menstandarkan bagian atas logonya. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah mengubah garis murbei biru tua dengan warna biru yang agak cerah.
[35]
Warna tradisional kostum Real Madrid untuk pertandingan kandang adalah putih, meskipun awalnya mengadopsi garis miring biru di kaus mereka (desain itu disimpan di logo klub), tetapi sekarang ini desain tersebut tidak dipakai lagi. Kaus kaki pertama yang dipakai berwarna biru gelap.
[9][37] Kaus bergaris biru kemudian digantikan oleh kaus polos berwarna putih yang mengadopsi model dari klub
Corinthian F.C. pada tahun 1902.
[38] Pada tahun yang sama, kaus kaki biru diganti dengan warna hitam. Pada awal
1940-an, manajemen tim mengganti model kostum mereka dengan menambahkan kancing pada kaus mereka dan penempatan logo klub di sebelah kiri yang bertahan sampai saat ini. Pada 23 November 1947, dalam pertandingan melawan
Atletico Madrid di
Stadion Metropolitan, Real Madrid menjadi tim Spanyol pertama yang mengenakan kaus bernomor.
[12] Sementara, warna tradisional kostum Real Madrid untuk pertandingan tandang adalah hitam atau terkadang ungu.
Perlengkapan klub saat ini diproduksi oleh
Adidas yang kontraknya dimulai sejak tahun 1998.
[39][40] Kaus pertama Real Madrid disponsori oleh
Zanussi, yang disepakati untuk musim 1982—1983, 1983—1984, dan 1984—1985. Setelah itu, Real Madrid disponsori oleh
Parmalat dan Otaysa, sebelum kontrak jangka panjang dijalin bersama Teka pada tahun 1992.
[41][42] Pada tahun 2001, Real Madrid mengakhiri kontrak mereka dengan Teka dan untuk satu musim digunakan logo Realmadrid.com untuk mempromosikan situs web resmi klub. Kemudian, pada tahun 2002, mereka megadakan kesepakatan yang ditandatangani dengan
Siemens Mobile dan pada tahun 2006, logo
BenQ Siemens muncul di kaus klub.
[43] Sponsor di kaus klub Real Madrid saat ini adalah
bwin.com menyusul masalah keuangan yang dialami BenQ Siemens.
[44][45]
* Realmadrid.com diluncurkan sebagai sponsor kaus untuk mempromosikan website baru klub.
Stadion Santiago Bernabéu |
UEFA |
Informasi stadion |
Nama lama | Stadion Chamartín (1947—1955) |
Pemilik | Real Madrid |
Lokasi |
Lokasi | Avenida de Concha Espina 1, E28036, Madrid, Spanyol |
Konstruksi |
Mulai pembangunan | 27 Oktober 1944 |
Dibuka | 14 Desember 1947 |
Diperbesar | 1953, 1992, 1994, 2011 |
Direnovasi | 1982, 2001 |
Biaya pembuatan | 288.342.653 Peseta (€ 1.732.943) |
Arsitek | Manuel Muñoz Monasterio, Luis AlemanySoler; Antonio Lamela (perluasan) |
Data teknik |
Permukaan | Desso GrassMaster |
Kapasitas | 81.254 (stadion), 4.200 (suite) |
Ukuran lapangan | 105 m × 68 m |
Rekor kehadiran | 120.000 orang (Real Madrid–Fiorentina, 30 Mei 1957) |
Pemakai |
Real Madrid (1947—kini) Spanyol (1947—kini) |
Setelah pindah kandang ke
Campo de O'Donnell pada tahun
1912—yang kemudian bertahan untuk sebelas tahun—
[7] klub kemudian pindah kandang ke
Campo de Ciudad Lineal selama setahun. Campo de Ciudad Lineal merupakan sebuah tanah kecil dengan kapasitas 8.000 penonton. Setelah itu, Real Madrid pindah kandang ke
Stadion Chamartín yang diresmikan pada tanggal 17 Mei
1923 dengan pertandingan melawan
Newcastle United.
[46] Pada stadion yang memiliki kapasitas 22.500 penonton ini, Real Madrid merayakan gelar
Liga Spanyol-nya yang pertama.
[9] Setelah beberapa keberhasilan dan seiring terpilihnya
Santiago Bernabéu Yeste sebagai presiden klub, ia kemudian memutuskan bahwa Stadion Chamartín tidak cukup besar untuk ambisi klub sebesar Madrid. Ia kemudian membangun sebuah stadion baru yang kemudian diresmikan pada tanggal 14 Desember 1947.
[12][47] Stadion tersebut adalah
Stadion Santiago Bernabéu yang dipakai sampai saat ini, meskipun stadion ini tidak memakai nama tersebut sampai tahun 1955.
[13] Pertandingan pertama yang diadakan di Bernabéu dimainkan antara Real Madrid dan klub Portugal
C.F. Os Belenenses, dan dimenangkan oleh Real Madrid dengan skor akhir 3–1, dan gol pertama dicetak oleh
Sabino Barinaga Alberdi.
[12]
Kapasitas stadion kemudian berubah pada 1953, seiring renovasi yang dilakukan, sehingga membuat kapasitas penonton memuncak menjadi 120.000 penonton.
[48][49] Sejak itu beberapa modernisasi dilakukan pada stadion, salah satunya meniadakan tempat menonton berdiri pada 1998–1999 seiring peraturan
UEFA.
[48] Perubahan terakhir dilakukan pada tahun 2003, yaitu peningkatan sekitar lima ribu kursi sehingga kapasitas stadion menjadi 81.254. Sebuah rencana untuk menambahkan atap yang dapat dibuka juga telah diumumkan kepada publik.
[50]
Hampir pada setiap musimnya, penonton yang datang memenuhi Stadion Santiago Bernabéu mayoritas diisi oleh para pemegang tiket langganan yang jumlah totalnya sekitar 68.670 orang.
[55] Untuk menjadi pemegang tiket langganan per musim ini, para calon harus bergabung ke pendukung klub resmi atau biasa disebut
socio. Saat ini sekurang-kurangnya ada 1.800 kelompok pendukung resmi klub yang tersebar, baik di Spanyol atau di Dunia. Jumlah rata-rata penonton di stadion setiap kali Real Madrid bertanding kandang sekitar 65.000 orang. Pencapaian terbaik diraih pada musim 2004—05, saat jumlah rata-rata penonton yang hadir mencapai 71.900 orang. Namun, rekor ini kalah dari Barcelona yang memiliki rata-rata mencapai 76.000 orang.
[rujukan?]
Pendukung garis keras Real Madrid disebut
Ultras Sur yang termasuk penggemar
sayap kanan. Kelompok penggemar ini memiliki aliansi kemitraan yang dekat dengan kelompok pendukung
S.S. Lazio yang disebut
Irriducibili. Dalam beberapa kesempatan, sering kali terdapat sejumlah ucapan rasis dari kelompok pendukung ini kepada pihak pemain dari tim lawan yang kemudian membuat UEFA sempat melakukan investigasi untuk menyelidiki kasus ini.
[56][57]
El Clásico yang terjadi pada musim 2008—2009.
Dalam sebuah liga nasional di suatu negara, sering terdapat persaingan sengit antara dua tim terkuat, dan ini terutama terjadi di
La Liga, di mana pertandingan antara Real Madrid dan
Barcelona dikenal sebagai "Pertemuan Klasik" (
El Clásico). Sejak awal kompetisi nasional dimulai, kedua klub sering dipandang sebagai pencerminan/wakil dari dua daerah berbeda di Spanyol:
Catalunya dan
Castilla, serta dari dua kota. Persaingan ini mencerminkan berbagai hal, termasuk ketegangan politik dan budaya antara Catalunya dan Castilla yang merupakan gambaran umum dari
Perang Saudara Spanyol.
[58]
Selama era kediktatoran
Miguel Primo de Rivera dan terutama
Francisco Franco (1939—1975), semua budaya regional ditekan. Semua bahasa daerah yang dipakai di wilayah Spanyol, kecuali bahasa Spanyol (Castilla), secara resmi dilarang.
[59][60] Simbolisasi keinginan rakyat untuk kebebasan Catalunya membuat Barcelona menjadi "lebih dari sekadar klub sepak bola" (
més que un club) untuk masyarakat Catalan. Menurut
Manuel Vázquez Montalbán, cara terbaik untuk orang Catalan untuk menunjukkan identitas mereka adalah dengan bergabung dengan Barcelona. Hal ini lebih kecil risikonya daripada bergabung dengan gerakan anti-Franco, dan memungkinkan mereka untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka.
[61]
Di sisi lain, Real Madrid secara luas dilihat sebagai perwujudan dari sentralisme berdaulat dan rezim fasis di tingkat manajemen dan di bawahnya. Santiago Bernabeu yang menjadi presiden klub merupakan seorang pejuang untuk
los nacionales.
[62][63] Namun, selama Perang Saudara Spanyol, anggota kedua klub seperti
Josep Sunyol (Barcelona) dan
Rafael Sánchez Guerra (Real Madrid) menyerah di tangan para pendukung Franco.
Selama tahun 1950, persaingan tersebut memburuk saat ada kontroversi seputar transfer
Alfredo Di Stéfano, yang akhirnya bermain untuk Real Madrid dan merupakan kunci kesuksesan mereka berikutnya.
[64] Pada era 1960-an, kedua klub kemudian bertemu pada Piala Champions lebih dari dua kali dan pada tahun 2002, pertemuan antara klub Eropa dijuluki sebagai "Pertandingan Abad Ini" oleh media Spanyol, dan disaksikan oleh lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia.
[66]
El Derbi madrileño[sunting]
Klub tetangga terdekat dari Real Madrid adalah
Atletico Madrid yang juga membuat persaingan ketat antara penggemar kedua tim sepak bola dari ibu kota Madrid tersebut. Meskipun Atlético awalnya didirikan oleh tiga mahasiswa
Basque pada tahun 1903, mereka kemudian berhasil mendapatkan kekuatan baru pada 1904, seiring bergabungnya para mantan pemain Real Madrid. Ketegangan lebih lanjut datang karena pendukung Real Madrid lebih banyak dari kelas menengah, sementara pendukung Atletico lebih banyak dari kelas buruh dan pekerja. Kedua klub ini kemudian bertemu untuk pertama kalinya pada 21 Februari 1929 dalam pertandingan ketiga La Liga dalam musim tersebut. Pertandingan ini sekaligus juga menandai pertandingan derbi pertama antara dua tim ini. Pada pertandingan tersebut Real Madrid berhasil menang dengan skor 2–1.
[9] Dalam beberapa kesempatan selanjutnya, mereka kembali bertemu dalam ajang lain, salah satunya dalam semifinal
Piala Champions tahun 1959, di mana Real yang memenangkan pertandingan pertama dengan skor 2–1 di Santiago Bernabéu dan dibalas kemenangan 1–0 Atletico di
Metropolitano yang membuat pertandingan harus diulang. Dalam pertandingan ulangan itulah, Real Madrid berhasil menang dengan skor 2–1. Atletico kemudian berhasil melakukan balas dendam dengan dua kali mengalahkan Real Madrid dalam
Copa del Generalísimo tahun 1960 dan 1961 saat dilatih oleh mantan pelatih Real Madrid,
José Villalonga Llorente. Real Madrid telah memenangkan
El Derbi madrileño sebanyak 75 kali.
Antara 1961 dan 1989, ketika Real Madrid mendominasi
La Liga, hanya Atletico yang mampu mencuri kesempatan juara pada saat Real lengah. Mereka berhasil memenangkan gelar La Liga pada tahun 1966, 1970, 1973, dan 1977. Pada tahun 1965, Atletico menjadi tim pertama yang mengalahkan Real di Bernabéu dalam kurun waktu delapan tahun. Catatan Real Madrid melawan Atletico pada masa sekarang sangat menguntungkan bagi kubu Real Madrid.
[67] Kemenangan mengesankan dalam derbi ini terjadi pada musim 2002—03, ketika Real Madrid merebut gelar La Liga setelah menang dengan skor 0–4 atas Atletico di
Stadion Vicente Calderón.
[68]
Tim-tim Spanyol dibatasi untuk memiliki tiga pemain tanpa kewarganegaraan
Uni Eropa. Skuat berikut hanya memasukkan kewarganegaraan utama dari setiap pemain; beberapa pemain non-Eropa dalam skuat memiliki kewarganegaraan ganda dengan sebuah negara anggota Uni Eropa. Juga, para pemain dari negara-negara anggota
ACP—negara-negara di
Afrika,
Karibia, dan
Pasifik yang menandatangani
Persetujuan Cotonou—tidak dihitung untuk kuota non-Uni Eropa berdasarkan
Hukum Kolplak.
- Per 3 September 2013.[69]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
Manajemen tim[sunting]
Staf kepelatihan dan teknis[sunting]
- Per 28 Juni 2013.[69]
Posisi | Nama |
Pelatih kepala | Carlo Ancelotti |
Asisten pelatih | Zinedine Zidane |
Asisten pelatih | Paul Clement |
Pelatih kiper | Villiam Vecchi |
Pelatih kebugaran | Davide Ancelotti |
Pelatih kebugaran | Francesco Mauri |
Pelatih kebugaran | Giovanni Mauri |
Delegasi pertandingan | Chendo |
Staf manajerial[sunting]
Posisi | Nama |
Presiden | Florentino Pérez |
Presiden kehormatan | Alfredo Di Stéfano |
Wakil presiden 1 | Fernando Fernández Tapias |
Wakil presiden 2 | Eduardo Fernández de Blas |
Sekretaris umum | Enrique Sánchez González |
Direktur umum | José Ángel Sánchez |
Direktur kepresidenan | Manuel Redondo |
Direktur sosial | José Luis Sánchez |
Real Madrid merupakan klub tersukses dalam sejarah sepak bola Spanyol menurut jumlah gelar juara yang telah mereka dapatkan,
[71] dengan memenangi 31 kali gelar juara
La Liga dan 9 kali juara
Piala Champions/Liga Champions UEFA. Klub ini juga menerima penghargaan
Klub Terbaik Abad ke-20 menurut FIFA pada 23 Desember 2000.
[72] Selain itu, Madrid juga berhasil menerima
FIFA Order of Merit pada tahun 2004.
[73] Sebagai juara 9 kali Liga Champions, Real Madrid diperkenankan untuk mengenakan lencana kehormatan (
badge of honours) pada kaus mereka ketika mereka bertanding pada pertandingan Liga Champions.
[15]
Gelar domestik[sunting]
- Juara (32): 1931–32, 1932–33, 1953–54, 1954–55, 1956–57, 1957–58, 1960–61, 1961–62, 1962–63, 1963–64, 1964–65, 1966–67, 1967–68, 1968–69, 1971–72, 1974–75, 1975–76, 1977–78, 1978–79, 1979–80, 1985–86, 1986–87, 1987–88, 1988–89, 1989–90, 1994–95, 1996–97, 2000–01, 2002–03, 2006–07, 2007–08, 2011–12
- Peringkat kedua (20): 1929, 1933–34, 1934–35, 1935–36, 1941–42, 1944–45, 1958–59, 1959–60, 1965–66, 1980–81, 1982–83, 1983–84, 1991–92, 1992–93, 1998–99, 2004–05, 2005–06, 2008–09, 2009–10, 2010–11
- Juara (18): 1905, 1906, 1907, 1908, 1917, 1934, 1936, 1946, 1947, 1962, 1970, 1973–74, 1974–75, 1980, 1981–82, 1988–89, 1992–93, 2010–11
- Juara kedua (19): 1903, 1916, 1918, 1924, 1929, 1930, 1933, 1940, 1943, 1958, 1960, 1961, 1968, 1978–79, 1982–83, 1989–90, 1991–92, 2001–02, 2003–04
- Juara (9): 1988, 1989*, 1990, 1993, 1997, 2001, 2003, 2008, 2012
- Juara kedua (4): 1982, 1995, 2007, 2011
- (* Memenangi Copa del Rey dan La Liga)
- Juara (1): 1947
- Juara (1): 1985
- Juara kedua (1): 1983
- Juara (9): 1955–56*, 1956–57, 1957–58, 1958–59, 1959–60, 1965–66, 1997–98, 1999–2000, 2001–02
- Juara kedua (3): 1961–62, 1963–64, 1980–81
- (* Juara untuk kali pertama dalam sejarah)
- Juara (2): 1984–85, 1985–86
- Juara kedua (2): 1970–71, 1982–83
- Juara (1): 2002
- Juara kedua (2): 1998, 2000
- Juara (3): 1960, 1998, 2002
- Juara kedua (2): 1966, 2000
Real Madrid dalam bisnis[sunting]
Di bawah kepemimpinan pertama presiden
Florentino Pérez (2000—2006), Real Madrid berkembang dan memulai ambisi untuk menjadi sebuah klub sepak bola terkaya di dunia sepak bola profesional.
[84] Klub kemudian menjual tempat pelatihan mereka di kota Madrid pada tahun 2001 kepada empat perusahaan, yaitu:
Repsol YPF, Mutua Automovilística de Madrid, Sacyr Vallehermoso dan OHL. Penjualan tersebut terbilang berhasil dan keuangan klub menjadi sehat seiring habisnya utang yang membebani mereka selama ini dan sekaligus pula membuka jalan untuk membeli pemain-pemain kelas dunia yang paling mahal seperti
Zinedine Zidane,
Luís Figo,
Ronaldo dan
David Beckham. Kota Madrid sebelumnya sempat merencanakan merelokasi tempat latihan klub yang kemudian membuat nilai jual tanah milik klub menjadi tinggi.
[22] Komisi Uni Eropa kemudian mengadakan penyelidikan kepada pemerintah kota Madrid terkait subsidi kepada negara yang harusnya ada dari bisnis jual beli ini.
[85]
Penjualan tanah bangunan kamp pelatihan untuk membersihkan utang Real Madrid sebesar 270 miliar Euro dan memungkinkan klub untuk memulai belanja pemain mahal sebelumnya belum pernah terjadi dalam sejarah Real. Selain itu keuntungan dari penjualan tersebut kemudian digunakan untuk membuat sebuah kamp pelatihan baru yang letaknya ada di pinggir kota.
[86] Walaupun kebijakan Pérez yang menghasilkan kesuksesan keuangan meningkat dari eksploitasi pemasaran klub yang tinggi di seluruh dunia, terutama di Asia, namun ia kerap kali dikritik karena terlalu fokus pada pemasaran tim yang akhirnya berujung pada buruknya prestasi tim.
Pada September 2007, Real Madrid dianggap sebagai klub paling berharga dalam sepak bola Eropa oleh BBDO.
[87] Pada tahun 2008, Real kemudian menjadi klub paling berharga kedua di sepak bola, dengan nilai 951 juta Euro (640 juta pound sterling / 1,2 miliar dollar),
[88] hanya kalah tipis dari
Manchester United, yang bernilai 1,3 miliar Euro (900 juta pound sterling).
[89] Pada tahun 2010, Real Madrid memiliki omset tertinggi dalam bisnis sepak bola di seluruh dunia.
[90] Pada bulan September 2009, manajemen Real Madrid mengumumkan rencana untuk membuka taman publik yang akan diluncurkan di 2013.
[91]
Sebuah studi di
Universitas Harvard menyimpulkan bahwa Real Madrid "adalah salah satu dari 20 merek yang paling penting dan satu-satunya di mana eksekutif perusahaan bersama para pemain terkenal. Kami memiliki beberapa tokoh yang spektakuler dalam hal untuk mendukung seluruh dunia klub. Ada adalah 287 juta orang di seluruh dunia yang diperkirakan menjadi penggemar Real Madrid."
[92]
Pada tahun 2010, penilaian
Forbes menempatkan Real Madrid berada di posisi kedua klub terkaya sekitar 992 juta Euro (1.323 juta dollar AS), masih dibawah setelah Manchester United, berdasarkan angka dari musim 2008-09.
[93][94] Menurut Deloitte, Real Madrid memiliki pendapatan tercatat sebesar 401 juta Euro pada periode yang sama yang membuat mereka menduduki peringkat pertama.
[95]
Bersama dengan
FC Barcelona,
Athletic Bilbao, dan
Osasuna, Real Madrid kini menjadi sebuah perusahaan terdaftar. Berbeda dengan perusahaan terbatas (PT), seseorang tidak mungkin untuk membeli saham klub tetapi hanya boleh menjadi anggota pemodal saja.
[96] Para anggota pemodal Real Madrid, disebut
socios, membentuk sebuah jaringan delegasi yang merupakan badan tertinggi klub.
[97] Pada 2010 klub memiliki 60.000
socios.
[98] Pada akhir musim 2009-10, dewan direksi klub menyatakan bahwa Real Madrid memiliki utang bersih sebesar 244,6 juta Euro atau sekitar 82,1 juta lebih rendah dari tahun fiskal sebelumnya.
Real Madrid dalam budaya populer[sunting]
Real Madrid adalah klub yang ditampilkan dalam edisi kedua dari
Goal!, sebuah film trilogi sepak bola tepatnya dalam film
Goal! 2: Living the Dream... (2007). Film ini menceritakan mantan bintang
Newcastle United Santiago Munez saat ia pertama kali dibina, dan kemudian ditandatangani oleh Real Madrid untuk musim 2005-06. Pencipta film ingin menekankan pada perubahan dalam kehidupan Munez setelah pindah ke Madrid. Produksi dilakukan dengan dukungan penuh dari UEFA, yang memungkinkan kru film menggunakan banyak pemain kehidupan nyata dalam peran cameo. Anggota skuat Real Madrid ditampilkan dalam film termasuk
Iker Casillas, Zinedine Zidane, David Beckham, Ronaldo, Roberto Carlos, Raul, Sergio Ramos,
Robinho,
Thomas Gravesen,
Michael Owen,
Michel Salgado,
Julio Baptista,
Steve McManaman,
Jonathan Woodgate, dan
Iván Helguera. Pemain-pemain non-Real Madrid yang tampil sebagai penampilan cameo dalam film ini diantaranya
Ronaldinho,
Thierry Henry,
Lionel Messi,
Samuel Eto'o,
Andres Iniesta,
Pablo Aimar,
Fredrik Ljungberg,
Cesc Fabregas,
Santiago Canizares dan lain-lain. Dalam film tersebut, muncul juga
Florentino Pérez dan
Alfredo Di Stéfano yang ditampilkan dalam pose gembira usai penandatanganan kontrak Munez.
[99]
Real, The Movie adalah sebuah film dokumenter yang menampilkan kegembiraan fans di seluruh dunia untuk Real Madrid. Film ini diproduksi oleh klub dan disutradarai oleh Borja Manso, dan berisi lima cerita penggemar dari lima benua berbeda tentang kecintaan mereka kepada Real Madrid. Dalam film ini juga juga berisi cuplikan nyata dari skuat Real saat itu, selama pelatihan di Ciudad Real Madrid, pertandingan, dan wawancara. Walaupun film menyebutkan semua skuat namun alur utama ceritanya lebih berfokus pada "Galacticos" seperti David Beckham, Zinedine Zidane, Raul, Luis Figo, Ronaldo, Iker Casillas, dan Roberto Carlos. Film ini awalnya diproduksi khusus untuk kawasan Spanyol, tetapi kemudian dipasarkan secara global setelah melihat antusiasme pendukung Real Madrid diseluruh dunia.
Sebuah buku berjudul White Storm: 100 years of Real Madrid ditulis oleh Phil Ball dan menjadi buku sejarah Real Madrid yang pertama dalam bahasa Inggris. Buku ini diterbitkan tahun 2002 dan isinya membahas tentang saat-saat paling sukses klub selama seratus tahun pertama. Buku ini kemudian diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia.